phone: +361 5531030
e-mail: semangatyudi@yahoo.com

si Yatim

Menjadi yatim tentu bukan sesuatu yang dikehendaki. Tapi bila Tuhantelah menetapkan seorang anak harus yatim, siapa yang dapat menolak? Air mata tentu tidak cukup untuk menjawab masalah-masalah yang mereka hadapi setiap hari. Di samping kanan kiri rumah kita, tidak sedikit terdapat anak-anak yatim. Mereka menjadi bagian dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dan apa kaitannya dengan penulis dalam Blog ini, Hal ini memang tidak akan ada habisnya untuk di ceritakan. Penulis yang di lahirkan 1986 silam, terlahir di tengah keluarga yang kurang harmonis. Dan perceraian adalah jalan tengah yang pada saat itu diambil oleh bapa-ibu nya saat itu. Penulis yang baru saja berusia 1.8 bulan terlahir sebagai bayi kecil yang akan menyongsong kehidupan dan takdir yang sudah harus ia terima.

  • Apa yang ada dalam pikiran bapa-ibu penulis saat itu?
  • Mengapa Perceraian yang harus menjadi jalan tengah pada saat itu?
  • Tidakkah ada pikiran tentang nasib tentang anak mereka nanti?
Cerita ini bukan lah kesamaan cerita dari cerita yang lain. Hal ini nyata, didalam perjalannya dalam menjalani kehidupan. Tak pelak dari pertanyaan (mengapa nasib ku seperti ini ?). Dalam kehidupannya tidak ada kata ibu, aneh bagi nya untuk mengucapkan kata itu. Ada sebab ada akibat itulah kata yang sering kita dengarkan. Dan kini penulis tidak ingin menyalahkan nasib, menyalahkan orang tua mereka. Hidup dan kehidupan sudah menjadi Takdir.

0 komentar: